Rabu, 19 Agustus 2009

2010, SELURUH DESA TERKONEKSI INTERNET???

Ada berita yang sangat menjanjikan di tanah air kita. Pemerintah menargetkan pada tahun 2010 seluruh desa di Indonesia sudah bisa merasakan kecanggihan internet dan sambungan telepon. Ini akan membawa perubahan yang sangat berarti bagi bangsa yang besar ini. Bisa dibayangkan kalau janji ini bisa benar-benar terealisasi dan berjalan efektif.

Sabtu, 11 April 2009

Thalassemia, Meningkat Tiap Tahun

Tubuh manusia ibarat sebuah mesin canggih yang tiada tandingannya di dunia ini. Setiap organ atau komponen saling mendukung sehingga membentuk mekanisme kerja yang seirama dalam satu kesatuan.

Nah, bayangkan jika salah satu organ itu rusak sehingga tak berfungsi. Niscaya sistem kerja tubuh secara keseluruhan akan terganggu.

Salah satu "onderdil" vital tubuh manusia adalah darah. Darah ibarat alat transportasi internal yang mendukung semua kerja tubuh manusia. Otomatis, kelainan pada darah bisa mengganggu sistem sirkulasi tubuh.

Salah satu penyakit akibat kelainan darah adalah thalassemia. Sebenarnya, penyakit ini sudah lama ada, tetapi orang-orang tak tahu pasti namanya. Penderita penyakit ini bisa menemui malaikat maut lebih cepat dari usia wajar orang sehat.

Thalassemia adalah kelainan pada darah akibat sumsum tulang belakang tidak bisa membentuk protein untuk memproduksi sel darah merah (hemoglobin). Padahal, tugas hemoglobin adalah mengangkut oksigen dari paru-paru ke seluruh tubuh. 

Menurut Pustika Amalia, dokter dan konsultan Hematologi Anak Rumah Sakit Cipto Mangunkusumo (RSCM) Jakarta, akibat penyakit ini, fungsi pengangkut oksigen tersebut tidak berjalan.

Penderita thalassemia terus meningkat setiap tahun. Berdasarkan data Yayasan Thalassemia Indonesia, penderita yang berobat di Pusat Thalassemia RSCM hingga Juli 2008 mencapai 1.412 orang. Sebanyak 775 penderita penyakit ini adalah laki-laki.

Penyakit keturunan
Thalassemia bukan penyakit menular, melainkan penyakit bawaan dari orangtua. Karena itu, mayoritas penderitanya adalah anak-anak. Jika salah satu di antara ayah atau ibu memiliki kelainan sel darah merah, kemungkinan si anak mengidap penyakit thalassemia mencapai 25 persen.

Secara umum, ada dua jenis thalassemia, yaitu mayor dan minor. Thalassemia mayor berarti si pasien memang menderita penyakit itu, sedangkan thalassemia minor berarti pembawa gen sifat penyakit itu. Karena itu, penderita thalassemia mayor perlu mendapat perhatian khusus.

Para penderita penyakit jenis ini tidak punya sel darah merah yang cukup. Gejalanya bisa kelihatan ketika bayi berusia tiga bulan hingga 18 bulan. Jantung si bayi sering berdetak lebih cepat karena dipaksa bekerja keras memenuhi sel darah merah. Tanpa penanganan khusus, usia penderita bakal segera berakhir.

Adapun penderita thalassemia minor bisa berkembang seperti anak normal lainnya. Hanya terkadang pada usia empat hingga enam tahun, si anak akan terus menerus mengalami gejala anemia, seperti pusing, muka pucat, dan badan sering lemas. 

Kata Pustika yang juga pengurus Yayasan Thalassemia Indonesia, penderita thalassemia minor hampir tidak pernah bermutasi menjadi thalassemia mayor.

Penanganan terhadap penderita dua jenis thalassemia tersebut tentu saja berbeda. Namun, kata Djajadiman Gato, Sp A, dokter anak dari Rumah Sakit Omni Internasional Alam Sutera, Serpong, semua penderita thalassemia dilarang melakukan segala aktivitas yang menguras tenaga.

Pasien yang menjalani perawatan harus memenuhi beragam pengobatan dengan biaya yang jelas tak murah. Seperti biaya transfusi darah, peralatan, perawatan, obat, dan keperluan lain, seperti menyewa atau membeli alat pompa infus. Setiap tahun, seorang pasien bisa menghabiskan biaya sampai Rp 250 juta.


sumber: KOMPAS 10 April 2009

200 juta, Jumlah anggota Facebook

 Ada 200 juta. Bayangkan! Wah nyaris sejumlah penduduk negara kita dong. Ya, sebanyak itulah jumlah pengguna Facebook yang diinginkan saat ini. Menurut CEO Facebook Mark Zuckerberg, situsnya akan mencatatkan jumlah keanggotaan yang ke-200 juta hari ini juga, dan bahkan melampaui angka tersebut. Padahal, situs pertemanan itu belum genap berusia setengah dekade. 

Facebook memang telah berhasil menyihir dunia. Tidak hanya digunakan oleh orang awam, tetapi juga sukses dimanfaatkan berkampanye, baik oleh Presiden AS Barack Obama, maupun Presiden Perancis Nicholas Sarkozy. Caleg-caleg kita pun ada yang ‘beriklan’ di Facebook. 

Menurut Mark, Facebook selalu ingin memberi penggunanya cara yang lebih kaya, lebih cepat untuk berbagi informasi dan berkomunikasi. Ini, katanya, membuat para penggunanya kemudahan untuk memahami dan mengubah dunia di sekelilingnya. 

Nah, apakah Anda sudah membuat profil di Facebook? Jika belum, mungkin kehadiran Anda bisa membuat jumlah pengguna Facebook mendekati angka 300 juta.

Rabu, 08 April 2009

Pak Hakim....Pak Hakim......!!!!!!!

Pernah denger kan kata PENGADILAN? Ada yang menarik sekarang disana dan baru saja dibuatkan aturannya kemudian disepakati oleh KY (Komisi Yudisial) dan MA.

Aturan yang dibuat cukup baik, tapi terkesan menurunkan raputasi hukum Indonesia. Aturan tersebut memuat tentang HAKIM PENGADILAN DAPAT MENERIMA UANG tidak lebih dari Rp 500.000 DARI PIHAK KERABAT ATAU KELUARGA.

Bagaimana menurut Anda?

Sepertinya hukum sudah bisa dibeli di Negeri ini, dengan uang 500,000 kita bisa mendapatkan fasilitas "kenyamanan" hukum. Ini juga mencerminkan bahwa hukum memang tidak adil, karena mereka diperuntukkan untuk orang-orang yang memiliki uang.

Sama saja mereka menciptakan ruang untuk terus menambah kesempatan KKN.

Kalau di PENGADILAN saja sudah "halal" KKN, apalagi diluar??????? 

Kamis, 02 April 2009

Ikut KMAPANYE, bukan berarti ikut memilih...

Wuis......

"Ayo kita dukung dan pilih ***** sebagai pemimpin masa depan buat negeri ini!!!!!"

"Ayo kita capai perubahan yang lebih baik dari sekarang!!!!!"

Yah, itulah kalimat-kalimat yang sering kita dengar pada saat kampanye. Bosan? Mungkin saja.

Banyaknya masa yang mengikuti kampanye terbuka saat ini tidak menjadi jaminan mereka akan memilih dalam pemilu yang akan diselenggarakan tanggal 9 April 2009 nanti. Ini akan menjadi sebuah dilema bagi pemilih dan calon yang akan dipilih.

Dari beberapa sumber media, diberitakan bahwa mereka (massa kampanye) yang ikut berpartisipasi dalam kampanye tidak sepenuhnya akan memilih partai yang didukungnya dalam kampanye. Rata-rata mereka ikut meramaikan kampanye karena alasan uang yang dijanjikan. Jika hal ini benar sampai pemilihan nanti, kemungkinan besar golput akan bertambah dan ekspektasi calon yang dipilih dengan melihat massa di kampanye akan bias begitu saja.

Rabu, 01 April 2009

"PRESIDEN nonmuslim, MUNGKINKAH?"

Ini dia kabar yang baru aja saya denger dari salah satu stasiun televisi swasta kita. Mereka lagi memperdebatkan tentang PRESIDEN nonmuslim di Indonesia.

Memang pada saat sekarang ini, apalagi mau mendekati pemilu legislatif dan pemilu presiden banyak orang-orang berkomentar tentang calon-calon pemimpin baru. Banyaknya partai politik yang ada sekarang memang menunjukkan bahwa Indonesia menganut sistem pemerintahan yang demokratis tetapi tidak bisa dipungkiri bahwa dengan jumlah partai yang begitu banyak sangat membingungkan masyarakat.

Dari sekian banyak partai tersebut tidak sedikit yang menjual ideologi agama sebagai dasar pemikiran partai. Sebenarnya hal itu sah-sah saja selama tidak menyimpang dari aturan yang ada.

Masalah Presiden terpilih nantinya MUSLIM atau nonMUSLIM tidak menjadi masalah asalkan dasar negara tidak berubah, karena kita hidup dalam negara hukum bukan di negara dengan dasar nhukum syariat Islam.

Dan yang terpenting tidak ada kecondongan kepada salah satu kelompok serta adil dan bijaksana.

Kita dukung  jalannya PEMILU 2009 dengan penuh semangat NASIONALISME.

Salon KERETA : KERETA lama jadi "BARU"


Hmmmm......

Ada angin seger nih dari dunia transportasi darat kita, khususnya dari PT.KAI (Kereta Api Indonesia). Dari berita yang saya baca di media cetak, mereka akan memoles gerbong-gerbong kereta yang sudah usang, bahkan terlalu usang.

Memang tidak bisa dipungkiri bahwa bila kita melihat kondisi kereta api yang beroperasi sekarang sangat memprihatinkan, khususnya kereta api kelas ekonomi baik yang lokal maupun antar provinsi. Keadaan ini sangat tidak relevan dengan semakin banyaknya orang-orang yang berpergian menggunakan jasa transportasi ini (khususnya penduduk yang ada di pulau Jawa), tingkat kenyamanan yang dirasakan sangat jauh dari harapan. Sebaiknya PT.KAI sadar akan hal itu untuk lebih baik lagi dalam memberikan service kepada penumpang.

Dan sepertinya keluhan itu telah mendapatkan respon positif dari pihak pengelola dengan cara memasukkan gerbong-gerbong tersebut ke salon yang telah disediakan. Seperti pada gambar yang tertera di atas, keadaan sebelum masuk salon dan sesudah masuk salon. It's look fresh, isn't it?

Diberitakan juga bahwa untuk merealisasikannya PT.KAI menggelontorkan dana sekitarRp 810 juta. Wow.... dana yang cukup besar juga ya... Mudah-mudahan tidak ada yang keluar dari jalurnya.

Nah, kalau sudah terealisasi kita sebagai penumpang dan warga negara yang baik harus bisa menjaga dan memeliharanya, jangan hanya menuntut HAK konsumen saja tetapi kita juga harus menjalankan KEWAJIBAN sebagai konsumen yang baik.

Kereta aja mau masuk salon untuk mendandani diri mereka demi kita.

Kenapa kita juga tidak mencoba masuk salon untuk mendandani diri kita demi yang lebih baik.

 

Rabu, 25 Maret 2009

Flying with wings or Flying with "wings"?

Flying with wings or Flying with "wings"?

Kayaknya kata-kata itu sama ya, serupa tapi tak sama. Kenapa sich dengan kata-kata itu?Ada yang aneh?

Sebenernya sich pengen share aja tentang maskapai penerbangan Indonesia yang sangat kurang di mata dunia. Apa sich sebenarnya yang terjadi di dalam "perut" perusahaan maskapai penerbangan Indonesia sampai-sampai maskapai kita mendapatkan "cap hitam".

Kita bisa sama-sama lihat koq, faktor utama adalah sering terjadinya kecelakaan dalam maskapai penerbangan Indonesia. Dan faktor penyebabnya antara lain usia pesawat yang udah uzur (rata-rata kan pesawat kita beli dalam keadaan bekas), maintenance yang kurang maksimal (biasanya mereka lebih mengedepankan untuk meraih profit dan mengesampingkan perawatan armada mereka), service yang kurang menyentuh customer.

Faktor penyebab yang pertama dan kedua bila difokuskan bisa meminimalkan risiko terjadinya kecelakaan. Bila faktor tersebut bisa dikendalikan, perusahaan penerbangan Indonesia bisa melangkah pada perbaikaan service guna membentuk loyalitas untuk konsumen dan menciptakan consumer satisfaction .

Baru-baru ini di harian KOMPAS diberitakan bahwa Dishub akan inspeksi bengkel pesawat "Kaki Lima".

Wow......kedengarannya ngeri juga ya ada bengkel pesawat "Kaki Lima".

Di media tersebut diberitakan bahwa bengkel kelas ini biasanya tidak melakukan perawatan maupun perbaikan sesuai dengan standar penerbangan yang berlaku. Kalau sudah begini bagaimana kita bisa bersaing dan mendapat pengakuan dari dunia internasional, yang ada kita mendapat cekalan dari mereka.

Mudah-mudahan aja apa yang diberitakan dalam media itu benar bahwa Dishub akan melakukan inspeksi terhadap bengkel-bengkel "Kaki Lima".

Kalau hal tersebut dibiarkan terus apakah kita masih bisa Flying with wings (baca:pesawat terbang) or Flying with "wings" (baca: malaikat)??

What's this day???

Hufff....

Lama sudah Aku tidak meletakkan jari-jemariku di atas laptop ini untuk kembali ke dunia maya. Sedih juga, tapi apa mau dikata, dan kenyataannya Aku baru bisa posting lagi sekarang.

Sibuk??

Bisa dibilang gitu, tapi juga nggak... Sibuk, karena ujian....Gak sibuk, karena malas.... Itu dia yang menghambat laju darahku ke otak yang ku pakai sebagai koordinator seluruh kegiatanku.

Ya sudahlah, masa-masa itu telah berlalu dan Aku akan menghadapi masa-masa yang masih belum bisa diprediksi sekarang.

Just go....

Woke up my mind...

Itulah sekelumit kata-kata dari orang yang ingin terus berjuang n menjadi lebih baik....